LIPUTANRAKYAT.COM| Banda Aceh – Tanggapi soal surat Pergantian Antar Waktu (PAW) dari kubu Partai Nanggroe Aceh (PNA) Irwandi Yusuf, Samsul Bahri alias Tiyong mengaku belum mendapat Surat PAW itu.
Sebelumnya Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PNA Irwandi Yusuf resmi mengajukan surat kepada Lembaga DPR Aceh untuk melakukan PAW, terhadap dua anggota DPRA dari Fraksi PNA yaitu Tiyong dan M Rizal Falevi Kirani. Jum’at siang (4/2/2022).
Tidak tinggal diam, Tiyong mengatakan PAW tersebut hal biasa dan hanya sebatas syok teraphy dari PNA kubu Irwandi.
“Saya belum menerima surat itu, tadi ada saya lihat di media sosial salinan surat itu, ya PAW itu hal biasa, kita ikuti saja prosedurnya,”ungkapnya kepada awak media di gedung DPRA, Banda Aceh, Jum’at (4/2/2022).
Dikatakan Tiyong, sekilas terlihat ada kejanggalan dalam penulisan surat PAW tersebut, menurutnya bagaimana bisa seorang tahanan menandatangani surat itu pada lokasi yang berbeda.
“Seperti kita tau Irwandi saat ini ada di Suka Miskin, namun di surat ia ada di Banda Aceh, bagaimana bisa?, apa dia pulang kesini?,”ujarnya.
Tiyong juga menjelaskan persoalan dia di PAW kan bukan hal yang mudah. Ia mengaku pada dasarnya sebelum ia dan Falevi Kirani dilantik jadi anggota DPRA, pemecatan itu sudah dilakukan oleh Irwandi.
“Walau di ajukan PAW, sebenarnya tidak bisa lagi, karena kami sudah lama di keluarkan dari PNA versi Irwandi, dan posisi kami saat ini bukan lagi DPRA fraksi PNA Irwandi, melainkan DPRA fraksi PNA versi saya,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Tiyong juga menyebutkan ada sengketa partai yang sampai saat ini belum terselesaikan, langkah PAW juga dinilai ilegal.
“Kalau kita mengacu kepada UU 12 tahun 1945 tentang lapas dan permasyarakatan, di situ diatur bahwa terpidana itu dicabut kebebasan dan kemerdekaannya, seharusnya dia (Irwandi) tidak bisa lagi mengatur kebijakan baik didalam lapas maupun diluar lapas. Ya kita santai saja,” tutupnya.[Red]
